Pada kesempatan ini kita akan membahas terkait bagian-bagian yang ada pada tongkonan serta 3 (tiga) macam rumah Tongkonan berdasarkan strata sosial.
Tongkonan adalah rumah adat Toraja dengan Ciri rumah panggung dari kayu dimana kolong di bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau.
Atap rumah Tongkonan dilapisi ijuk hitam dan bentuknya melengkung persis seperti perahu telungkup dengan buritan.
Ada juga yang mengatakan bentuk rumah Tongkonan seperti tanduk kerbau. Sekilas mirip bangunan
Semua rumah Tongkonan yang berdiri berjejer akan mengarah ke utara.
Arah Tongkonan yang menghadap ke utara serta ujung atap yang runcing ke atas melambangkan leluhur mereka yang berasal dari utara. Ketika nanti meninggal mereka akan berkumpul bersama arwah leluhurnya di utara.
Berdasarkan penelitian arkeologis, orang Toraja berasal dari Yunan, Teluk Tongkin, Cina.
Pendatang dari Cina ini kemudian berakulturasi dengan penduduk asli Sulawesi Selatan.
Kata Tana artinya negeri, sedangkan kata Toraja berasal dua kata yaitu tau (orang) dan maraya (orang besar atau bangsawan).
Kemudian penggabungan kata kata tesebut bermakna tempat bermukimnya suku Toraja atau berikutnya dikenal sebagai Tana Toraja.
Tongkonan berasal dari kata Tongkon yang bermakna menduduki atau tempat duduk.
Dikatakan sebagai tempat duduk karena dahulu menjadi tempat berkumpulnya bangsawan Toraja yang duduk dalam tongkonan untuk berdiskusi.
Rumah adat ini mempunyai fungsi sosial dan budaya yang bertingkat-tingkat di masyarakat.
Awalnya merupakan pusat pemerintahan, kekuasaan adat, sekaligus perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Toraja.
Masyarakat Toraja menganggap rumah tongkonan sebagai ibu, sedangkan alang sura (lumbung padi) sebagai bapak.
Tongkonan berfungsi untuk rumah tinggal, kegiatan sosial, upacara adat, serta membina kekerabatan.
Bagian dalam rumah Tongkonan dibagi tiga bagian, yaitu bagian utara, lengah, dan selatan.
Ruangan di bagian utara disebut tangalok yang berfungsi sebagai ruang tamu, tempat anak-anak tidur, serta tempat meletakkan sesaji.
Ruangan sebelah selatan disebut sumbung, merupakan ruangan untuk kepala keluarga tetapi juga dianggap sebagai sumber penyakit.
Ruangan bagian tengah disebut Sali yang berfungsi sebagai ruang makan, pertemuan keluarga, dapur, serta tempat meletakkan orang mati.
Bangunan tongkonan juga terdiri dari bagian-bagian yang dinamakan:
Sulluk adalah kolong rumah.
Inan adalah ruangan yang terletak diatas kolong rumah yang dikelilingi dinding sebagai badan rumah, inan ini sendiri terbagi kedalam: tangdo yang berfungsi sebagai kamar depan sebagai tempat sesembahan kepada leluhur, Sali adalah bilik tengah yang fungsinya terbagi dua, pada bagian timur tangdo difungsikan sebagai padukkuang Api (dapur) dan tangdo bagian barat sebagai tempat inan Pa Bulan (orang meninggal)
Sumbung adalah ruang bagian belakang yang berfungsi sebagai kamar tidur orang yang menempati tongkonan tersebut.
Rattian adalah loteng rumah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan pusaka dan benda-benda berharga lainnya.
Papa adalah adalah pelindung berupa atap yang terbuat dari bambu yang mempunya bentuk khas perahu.
Tongkonan dibagi ke dalam tiga macam berdasarkan kelas sosial, yaitu:
1. Tongkonan Layuk.
Tongkonan ini dibangun untuk orang berkuasa dan sebagai pusat pemerintahan.
Ciri-ciri tongkonan layuk adalah ukiran seperti hewan dan tumbuhan di dinding rumah.
Selain itu ada pula hiasan kepala kerbau dan deretan tanduk kerbau. Kepala dan tanduk kerbau adalah penanda kemakmuran serta hidup berkelimpahan.
2. Tongkonan Pekamberan.
Ini tongkonan bagi keluarga yang dipandang hebat dalam adat. Ciri tongkonan pekamberan sama dengan tongkonan layuk.
3. Tongkonan Batu.
Jenis ketiga ini adalah rumah bagi keluarga biasa. Tongkonan batu ini disebut banua oleh masyarakat setempat.
Selain minim ukiran, banua juga tidak punya hiasan sehingga lebih mirip pondok bambu.
Itulah penjelasan sekilas tentang Tongkonan Rumah adat Toraja yang di lansir dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.
Hasil rangkuman ini telah di lombahkan dalam ajang Lawatan Sejarah Nasional (LASENAS) ke-14 oleh “Norma Paiman Lebang” siswi SMAN 2 Tana Toraja dan meraih juara 1 sebagai perwakilan provinsi Sulawesi Selatan pada 2017 yang lalu.