Kisah Pilu, Dua Bocah di Tana Toraja Putus Sekolah Demi Mencari Nafkah

Kisah Pilu, Dua Bocah di Tana Toraja Putus Sekolah Demi Mencari Nafkah
Dua bocah yang putus sekolah demi mencari nafkah ditemani sang nenek saat berjualan di Tugu Peluru Makale-Tana Toraja. Snin (30/1/2023) malam.

Torajachannel.com, Tana Toraja–Jika anak anak pada umumnya menghabiskan masanya di sekolah dan bermain, maka tidak dengan Ramadhan Ibrahim (12) dan Israwati (8) tahun, bocah yang putus sekolah demi mencari nafkah di Tana Toraja.

Ditemani sang nenek yang sudah lansia, kedua bocah ini berjalan kaki mengitari kota Makale menjajakan dagangannya berupa pisang goreng, jalan kote dan kacang sudah menjadi rutinitas sehari-hari.

Ditemui saat tengah bejualan di tugu peluru, Kecamatan Makale, Tana Toraja. Senin (30/1/2022) malam, kedua bocah begitu semangat menawarkan dagangannya kepada pengunjung.

Bacaan Lainnya

Sang nenek, Nurhayati (60) yang menemani bejualan saat itu, mengaku sudah bertahun-tahun tinggal bertiga dengan cucunya di sekitaran Pasar Sentral Makale dan tak bisa berbuat apa-apa dikarenakan kondisi ekonomi yang sangat terbatas.

“Hasil dari berjualan ini tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari apalagi menyekolahkan mereka berdua, namun saya tidak pernah mengeluh merawatnya, saya sangat bersyukur punya mereka, cucuku berdua ini tidak pernah pilih-pilih makanan dan pintar-pintar “Ucapnya seraya menyeka air matanya”.

Diceritakan juga bahwa peristiwa ini kian memburuk saat kedua orang tua Ramadhan dan Israwati becerai beberapa tahun lalu.

“Kedua orang tuanya bercerai beberapa tahun lalu dan anaknya terkatung-katung jadi saya ambil mi karena kasihan mereka tidak diperhatikan lagi sama bapak dan mamaknya “Lanjutnya”.

Ditambahkan, bahwa moment yang tak terlupakan baginya saat ia sakit selama hampir satu bulan, kemudian sang cucu yang harusnya bermain bersama teman sebayanya harus banting tulang demi mencari nafkah dan merawatnya.

“Pernah waktu itu saya sakit hampir 1 bulan, mereka bantu-bantu orang dan di kasih uang Rp 5000, lalu datang ke saya dan bertanya “Mau ki di belikan nasi nek“. disitu kayak hancur sekali hatiku dan sangat sedih, anak-anak yang harusnya bermain bersama temannya dipaksa oleh keadaan untuk bekerja “ujarnya”.

Meski demikian, ia pun tak berharap banyak kepada siapapun. Ia hanya berharap cucunya mendapatkan perhatian dari pemerintah agar bisa sekolah kembali.

“Tidak pernah kasihan ada bantuan kami dapat. Saya hanya berharap cucuku di perhatikan pemerintah supaya bisa sekolah dan meraih cita-citanya ” Harapnya”.

Penulis : Nataniel Barapadang

BACA JUGA :  SPBU Mandetek Disanksi, Komisi II DPRD Tator : Kedepan Kami Akan Pantau

Pos terkait